𝐏𝐔𝐑𝐁𝐀𝐋𝐈𝐍𝐆𝐆𝐀, 𝐑𝐉𝐒𝐍𝐄𝐖𝐒.𝐈𝐃 – 25 Agustus 2025 Di tengah gempuran informasi yang serba cepat dan sering kali dangkal, KRT. Ardhi Solehudin, W, seorang Pengamat Integritas Publik, melontarkan sebuah tantangan tajam kepada seluruh jurnalis di Indonesia. Ia mengajak insan pers untuk kembali ke marwahnya, atau bersiap melihat peran "Kekuatan Keempat" ini perlahan-lahan runtuh.
“Profesi wartawan bukan sekadar pekerjaan mencari berita. Kita ini adalah penjaga gerbang kebenaran dan pengawas kekuasaan,” tegas Ardhi. Ia mengingatkan bahwa pers adalah pilar vital setelah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tanpa pers yang berintegritas, demokrasi hanyalah ilusi.
Ardhi menyoroti bahwa tugas jurnalis jauh lebih dari sekadar melaporkan. Tugas utama adalah menggali fakta hingga ke akar-akarnya dan mengungkap kebenaran, termasuk menyentil penyimpangan, korupsi, dan pelanggaran hukum yang merugikan rakyat. "Jika wartawan hanya menjadi corong informasi atau, lebih buruk lagi, alat propaganda, maka kita telah mengkhianati amanah publik," sindirnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa jurnalis harus menjadi ‘polisi’ bagi kekuasaan. Mereka harus memantau setiap langkah pemerintah, penegak hukum, dan lembaga publik lainnya. "Masyarakat butuh mata yang tajam untuk memastikan para pejabat bekerja untuk rakyat, bukan untuk kepentingan mereka sendiri," tambahnya.
Pada intinya, ajakan Ardhi adalah sebuah seruan untuk introspeksi. Ia mengajak jurnalis untuk kembali menjadi pendidik publik, yang tidak hanya menyajikan berita, tetapi juga mendorong masyarakat untuk berpikir kritis. "Saat jurnalis berhenti berpikir, masyarakat juga akan berhenti berpikir. Saat itulah kebodohan dan kebohongan akan berkuasa," pungkasnya.
Kasus-kasus besar di negeri ini membutuhkan pers yang berani, independen, dan beretika. Tanpa itu, jurnalis tidak lebih dari sekadar pembuat konten, dan masyarakat akan tersesat dalam lautan informasi tanpa kompas.(*)
(𝙺𝚁𝚃.𝙰𝚛𝚍𝚑𝚒 𝚂𝚘𝚕𝚎𝚑𝚞𝚍𝚒𝚗,𝚆)